Hepatitis Virus Akut
(Sumber: Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007(
Hepatitis Virus Akut adalah peradangan hati karena infeksi oleh salah satu dari kelima virus hepatitis (virus A, B, C, D atau E); peradangan muncul secara tiba-tiba dan berlangsung hanya selama beberapa minggu.
Penyebab Hepatitis Virus
Virus Hepatitis A, B, C, D, E.
Gambaran Klinis Hepatitis Virus
− Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba, berupa :
§ penurunan nafsu makan
§ merasa tidak enak badan
§ mual
§ muntah
§ demam.
− Kadang terjadi nyeri sendi dan timbul biduran (gatal-gatal kulit), terutama jika penyebabnya adalah infeksi oleh virus hepatitis B.
− Beberapa hari kemudian, urin warnanya berubah menjadi lebih gelap dan timbul kuning (jaundice). Pada saat ini gejala lainnya menghilang dan penderita merasa lebih baik, meskipun sakit kuning semakin memburuk.
− Bisa timbul gejala dari kolestasis (terhentinya atau berkurangnya aliran empedu) yang berupa tinja yang berwarna pucat dan gatal di seluruh tubuh.
− Jaundice biasanya mencapai puncaknya pada minggu ke 1 – 2, kemudian menghilang pada minggu ke 2 – 4.
Diagnosis Hepatitis Virus
− Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan darah terhadap fungsi hati.
− Pada pemeriksaan fisik, hati teraba lunak dan kadang agak membesar.
− Diagnosis pasti diperoleh jika pada pemeriksaan darah ditemukan protein virus atau antibodi terhadap virus hepatitis.
Penatalaksanaan Hepatitis Virus
Pengobatan Hepatitis Virus:
− Jika terjadi hepatitis akut yang sangat berat, maka penderita dirawat di rumah sakit; tetapi biasanya hepatitis A tidak memerlukan pengobatan khusus.
− Setelah beberapa hari, nafsu makan kembali muncul dan penderita tidak perlu menjalani tirah baring. Makanan dan kegiatan penderita tidak perlu dibatasi dan tidak diperlukan tambahan vitamin.
− Sebagian besar penderita bisa kembali bekerja setelah jaundice menghilang, meskipun hasil pemeriksaan fungsi hati belum sepenuhnya normal.
Pencegahan Hepatitis Virus:
− Kebersihan yang baik bisa membantu mencegah penyebaran virus hepatitis A. Tinja penderita sangat infeksius. Di sisi lain, penderita tidak perlu diasingkan; pengasingan penderita hanya sedikt membantu penyebaran hepatitis A, tetapi sama sekali tidak mencegah penyebaran hepatitis B maupun C.
− Kemungkinan terjadinya penularan infeksi melalui transfusi darah bisa dikurangi dengan menggunakan darah yang telah melalui penyaringan untuk hepatitis B dan C.
− Vaksinasi hepatitis B merangsang pembentukan kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan yang efektif.
− Vaksinasi hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang memiliki resiko tinggi, misalnya para pelancong yang mengunjungi daerah dimana penyakit ini banyak ditemukan.
− Untuk hepatitis C, D dan E belum ditemukan vaksin.
− Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi tetapi telah terpapar oleh hepatitis, bisa mendapatkan sediaan antibodi untuk perlindungan, yaitu globulin serum. Pemberian antibodi bertujuan untuk memberikan perlindungan segera terhadap hepatitis virus.
− Kepada bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis B diberikan imun globulin hepatitis B dan vaksinasi hepatitis B. Kombinasi ini bisa mencegah terjadinya hepatitis B kronik pada sekitar 70% bayi.
Advertisement
0 komentar:
Posting Komentar