Home » » Pengobatan Jantung di Indonesia

Pengobatan Jantung di Indonesia

healthyanddiseases.com
Pasien penyakit jantung tak perlu repot-repot berobat ke luar negeri. Di Tanah Air, teknologi penanganan penyakit yang menyerang organ vital ini sudah semakin canggih, bahkan salah satu yang terbaik di Asia Pasifik.

Penyakit kardiovaskular, termasuk jantung dan stroke, masih menjadi ancaman serius warga bumi. Penyakit tidak menular namun mematikan tersebut masih bertengger menjadi pembunuh manusia nomor satu. Tidak hanya di Indonesia, juga di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, 29% atau 17,1 juta pasien meninggal setiap tahunnya di dunia karena sakit jantung.

Di Tanah Air, angkanya tak jauh beda. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN) pada 1991 menyebutkan, angka kematian akibat penyakit jantung koroner (PJK) adalah 16%. Namun, pada 2001 angkanya melonjak menjadi 26,4%. Angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk di Indonesia.

Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dr Hananto Andriantoro SpJP (K) FICA mengakui masih tingginya prevalensi penderita penyakit jantung. Fakta ini bisa dilihat dari dua sisi.

Pertama,memang karena jumlah pasiennya yang meningkat karena pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan cepat saji, kurang istirahat, jarang berolahraga, stres dan merokok. Selain itu akibat paparan polusi, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih rendah. Dan yang kedua, bisa karena cepatnya kemajuan teknologi kedokteran dan semakin terampilnya tenaga medis sehingga lebih banyak pasien yang terdeteksi sejak dini.

”Masyarakat sekarang juga lebih waspada dan peduli dengan kesehatannya sehingga ketahuan penyakitnya dengan cepat,” tuturnya ketika ditemui SINDO di ruang kerjanya di RS Harapan Kita, belum lama ini.

Melihat fenomena tersebut, Hananto menyebutkan, pasien jantung kini sudah menyerang pada usia yang lebih muda, yaitu kurang dari 40 tahun. Meski begitu, teknologi canggih yang sudah tersedia di sejumlah rumah sakit di Indonesia membuat pasien jantung dapat ditangani secara baik.

Menurut dia, penggunaan alat-alat mutakhir yang didatangkan ke Indonesia merupakan sebuah keniscayaan jika ingin mengobati penderita penyakit yang menyerang organ kehidupan ini. ”Teknologi sangat penting dalam rangka mempercepat diagnosis dan kualitas pengobatan,” sebutnya.

Hananto menyebutkan, RS Harapan Kita memiliki keunggulan dalam menangani beberapa jenis penyakit jantung. Di antaranya aritmia—terdapat gangguan sistem listrik di jantung yang mengakibatkan perubahan irama jantung menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat. Teknik pengobatannya, yaitu dengan ablasi sehingga akan menghancurkan jaringan atau membuat parutan di bagian jaringan yang dicurigai menghalangi sinyal listrik jantung.

“Kami satu-satunya yang menggunakan teknik ini di Indonesia,dan bersaing dengan negara-negara Asia Pasifik. Belajar banyak dari Taiwan dan Jepang yang lebih unggul,” katanya.

Selain itu, penanganan robeknya aorta atau pembuluh darah besar yang keluar dari jantung dan mengantarkan darah ke tubuh, juga menjadi perhatian khusus di RS Harapan Kita.

Dia mengutarakan,penyakit ini umumnya menyerang pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi. Teknologi yang digunakan, yaitu dengan operasi pencangkokan stent endovaskuler yang berukuran besar dengan diameter 4-5 sentimeter. “Di Indonesia sudah ada hampir 100 kasus yang menggunakan alat canggih ini,” ujar Hananto.

Keunggulan lain RS Harapan Kita adalah pengobatan kelainan jantung kongenital atau bawaan, misalnya jantung bocor, kelainan pembuluh darah di jantung atau kelainan posisi jantung. Jika seorang anak menderita penyakit ini, penanganannya musti bertahap dan komprehensif, tidak bisa hanya sekali ditangani langsung sembuh. Hananto mengungkapkan, satu lagi teknologi canggih yang kini dikembangkan pihaknya adalah penggunaan alat yang dinamakan bioresorbable vascular scaffold (BVS).

BVS adalah perangkat yang dapat membuka sumbatan pada pasien PJK yang terbuat dari polylactide,yaitu bahan alami semacam pati jagung atau tepung tapioka. “Jadi,beberapa bulan kemudian, alat ini akan diserap ke dalam tubuh sehingga penderita terbebas dari benda asing di dalam tubuhnya. Efek sampingnya juga minim,” sebutnya.

Pemakaian teknologi tinggi dalam pengobatan penyakit jantung, diakui Hananto, memang mengakibatkan pengeluaran dana yang tak sedikit bagi pasien. Ini karena peralatan canggih tersebut masih impor dan berharga mahal.

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan yang tentunya berbiaya lebih murah dan mudah melakukannya sehingga tidak mengalami sakit jantung. Di antaranya yang paling diutamakan adalah berhenti merokok dan rajin berolahraga.
Sumber: Health.Okezone.com
Advertisement


Thanks for reading Pengobatan Jantung di Indonesia

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar