Home » , » KERACUNAN INSEKTISIDA

KERACUNAN INSEKTISIDA


KERACUNAN INSEKTISIDA
(Sumber: Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007)

Semua insektisida bentuk cair dapat diserap melalui kulit dan usus dengan sempurna. Jenis yang paling sering menimbulkan keracunan di Indonesia adalah golongan organofosfat dan organoklorin. Golongan karbamat efeknya mirip efek organofosfat, tetapi jarang menimbulkan kasus keracunan. Masih terdapat jenis pestisida lain seperti racun tikus (antikoagulan dan seng fosfit) dan herbisida (parakuat) yang juga sangat toksik. Kasus keracunan golongan ini jarang terjadi. Penatalaksanaannya dapat dilihat dalam “ Pedoman Pengobatan Keracunan Pestisida” yang diterbitkan oleh Bagian Farmakologi FKUI.

a. KERACUNAN GOLONGAN ORGANOFOSFAT
Definisi organofosfat
Golongan organofosfat bekerja selektif, tidak persisten dalam tanah, dan tidak menyebabkan resistensi pada serangga. Golongan organofosfat bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim kolinesterase, sehingga asetilkolin tidak terhidrolisa.

Penyebab
Keracunan pestisida  golongan organofosfat disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan, mengakibatkan perangsangan terus menerus saraf muskarinik dan nikotinik.

Gambaran klinik
Gejala klinis keracunan pestisida golongan organofosfat pada:
1. Mata; pupil mengecil dan penglihatan kabur
2. Pengeluaran cairan tubuh; pengeluaran keringat meningkat, lakrimasi, salviasi dan juga sekresi bronchial.
3. Saluran cerna; mual, muntah, diare dan sakit perut.
4. Saluran napas; batuk, bersin, dispnea dan dada sesak.
5. Kardiovaskular; bradikardia dan hipotensi.

6. Sistem saraf pusat; sakit kepala, bingung, berbicara tidak jelas, ataksia, demam, konvulsi dan koma.
7. Otot-otot; lemah, fascikulasi dan kram.
8. Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain edema paru, pernapasan berhenti, blockade atrioventrikuler dan konvulsi.

Diagnosis
Riwayat kontak dengan insektisida golongan organofosfat

Penatalaksanaan
Keracunan akut :
Tindakan gawat darurat:
1. Buat saluran udara.
2. Pantau tanda-tanda vital.
3. Berikan pernapasan buatan dengan alat dan beri oksigen.
4. Berikan atropin sulfat 2 mg secara i.m, ulangi setiap 3 – 8 menit sampai gejala keracunan parasimpatik terkendali.
5. Berikan larutan 1g pralidoksim dalam air secara i.v, perlahan-lahan, ulangi setelah 30 menit jika pernapasan belum normal. Dalam 24 jam dapat diulangi 2 kali. Selain pralidoksim, dapat digunakan obidoksim (toksogonin).
6. Sebelum gejala timbul atau setelah diberi atropine sulfat, kulit dan selaput lendir yang terkontaminasi harus dibersihkan dengan air dan sabun.
7. Jika tersedia Naso Gastric Tube, lakukan bilas lambung dengan air dan berikan sirup ipeca supaya muntah.

Tindakan umum:
1. Sekresi paru disedot dengan kateter.
2. Hindari penggunaan obat morfin, aminofilin, golongan barbital, golongan fenotiazin dan obat-obat yang menekan pernapasan.
Keracunan kronik:
Jika keracunan melalui mulut dan kadar enzim kolinesterase menurun, maka
perlu dihindari kontak lebih lanjut sampai kadar kolinesterase kembali normal.


b. KERACUNAN ORGANOKLORIN
Definisi organoklorin
Pestisida golongan organoklorin pada umumnya merupakan racun perut dan racun kontak yang efektif terhadap larva, serangga dewasa dan kadang-kadang juga terhadap kepompong dan telurnya. Penggunaan pestisida golongan organoklorin makin berkurang karena pada penggunaan dalam waktu lama residunya persisten dalam tanah, tubuh hewan dan jaringan tanaman.

Penyebab
Pestisida golongan organoklorin

Gambaran klinis
− Gejala keracunan turunan halobenzen dan analog, terutama muntah, tremordan konvulsi.
− Pada keracunan akut melalui mulut disebabkan oleh 5 g DDT akan menyebabkan muntah-muntah berat setelah 0,5 – 1 jam, selain kelemahan dan mati rasa pada anggota badan yang terjadi secara bertahap, rasa takut, tegang dan diare juga dapat terjadi.
− Dengan 20 g DDT dalam waktu 8 – 12 jam kelopak mata akan bergerak-gerak disetai tremor otot mulai dari kepal dan leher, selanjutnya konvulsi klonik kaki dan tangan seperti gejala keracunan pada strichnin. Nadi normal, pernapasan mula-mula cepat kemudian perlahan.

Diagnosis
Riwayat kontak dengan insektisida golongan organoklorin

Penatalaksanaan
Tindakan pencegahan :
1. Pestisida sebaiknya disimpan dalam tempat aslinya dengan etiket yang jelas dan disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak, serta jauh dari makanan dan minuman.
2. Pada waktu menggunakan pestisida, perlu diikuti dengan cermat dan tepat, sesuai prosedur dan petunjuk lain yang telah ditentukan.
3. Hindari kontak atau menghisap pestisida

4. Pada waktu bekerja dengan pestisida, sebaiknya tidak sambil makan, minum atau merokok.
5. Tempat atau wadah pestisida yang telah kosong, sebaiknya dibuang atau dimusnahkan, demikian juga pestisida yang tidak berlabel atau etiketnya sudah rusak, sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti.
6. Tergantung pada tingkat toksisitasnya, jika bekerja yang berhubungan dengan pestisida, sebaiknya tidak lebih dari 4 – 5 jam.

Tindakan penanggulangan :
Penanggulangan keracunan pestisida golongan keracunan organoklorin pada umumnya:
Tindakan gawat darurat:
a. Jika keracunan melalui mulut, usahakan untuk muntah
b. Pantau tanda-tanda vital.
c. Berikan karbon aktif, diikuti bilas lambung dengan air 2 – 4 liter. Kemudian berikan obat pencuci perut. Pembersihan usus, juga dapat dilakukan dengan 200 mL larutan manitol 20 % dengan melalui pipa.
d. Jangan diberi lemak atau minyak.
e. Jika kulit juga terkena, bersihkan dengan air dan sabun.

Tindakan umum:
1. Untuk mengatasi konvulsi, berikan diazepam 10 mg secara i.v perlahan-lahan. Jika belum menunjukkan hasil berikan obat yang memblokade neuromuscular.
2. Atasi hiperaktivitas dan tremor, berikan natrium fenobarbital 100 mg secara s.c setiap jam sampai mencapai jumlah 0,5 g atau sampai konvulsi terkendali.
3. Jangan diberi obat stimulan terutama epinefrin, karena dapat menimbulkan fibrilasi ventrikuler.



Advertisement


Thanks for reading KERACUNAN INSEKTISIDA

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar