Home » , » Leptospirosis

Leptospirosis


Leptospirosis
(Sumber: Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007)

Definisi Leptospirosis
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk spiral dan bergerak aktif yang dinamakan leptospira, yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.

Penyebab Leptospirosis
Kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah tercemar oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi leptospira.

Gambaran klinis Leptospirosis
Masa inkubasi berkisar 7 – 13 hari (rata-rata 10 hari).
Stadium Pertama
− Demam ringan atau tinggi yang umumnya bersifat remiten
− Nyeri kepala
− Menggigil
− Mialgia
− Mual, muntah dan anoreksia
− Nyeri kepala dapat berat, mirip yang terjadi pada infeksi dengue, disertai nyeri retro-orbital dan fotopobia
− Nyeri otot terutama di daerah betis sehingga pasien sukar berjalan, punggungdan paha.
− Sklera ikterik dan conjunctival suffusion atau mata merah dan pembesaran kelenjar getah bening, limpa maupun hati.
− Kelainan mata berupa uveitis dan iridosiklitis. Gejala yang Kharakteristik
− Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/porulen (kemerahan pada mata)
− Rasa nyeri pada otot-otot

Stadium Kedua
− Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita
− Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
− Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul kemungkinan akan terjadi meningitis.
− Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.

Diagnosis Leptospirosis
Dalam anamnesis perlu ditanyakan riwayat pekerjaan pasien sebelum sakit muncul, apakan termasuk kelompok risiko tinggi, riwayat bepergian ke hutan belantara, rawa, sungai dan lain-lain. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala / keluhan berupa demam mendadak, nyeri kepala terutama di bagian frontal, mata merah / fotofobia,  keluhan gastrointestinal dan lain-lain.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai bradikardi, nyeri tekan otot, rash hepatomegali dan lain-lain. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin dapat dijumpai leukositosis, jumlah leukosit normal atau sedikit menurun disertai gambaran neutrofilia dan laju endap darah yang meninggi. Pada urin dijumpai proteinuria, leukosituria  dan terdapat torak. Bilirubin dalam darah bisa meninggi kalau organ hati telah terlibat, dan
peninggian transaminase. Juga bisa dijumpai peninggian BUN, ureum dan kreatinin darah akibat keterlibatan ginjal.

Penatalaksanaan Leptospirosis
− Penisilin adalah obat pilihan utama untuk pengobatan penyakit ini. Pemberian hari ke 1 – 3 mulainya infeksi memberikan hasil yang sangat baik, pemberian hari ke 4 – 6 hasilnya kurang memuaskan, lewat hari ke-7 tidak begitu bermanfaat. Biasanya diberikan penisilin G dengan dosis tinggi sebanyak 600.000 unit setiap 4 jam, kalau penyakit lebih berat dosis dapat ditingkatkan, bahkan sampai 8 – 12 juta unit/hari. Bila penderita datang pada hari ke-7, WHO menganjurkan pemberian penisilin G dengan dosis 6 – 12 juta unit/hari
pada hari-hari pertama.
− Pilihan lain,  Amoksisilin 500 mg 3 x sehari peroral, selama 7 – 10 hari.
− Pasien alergi  penisilin dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin dengan khasiat yang kurang efektif. Tetrasiklin tidak dapat diberikan  jika pasien mengalami gagal ginjal. Tetrasiklin diberikan secepatnya dengan dosis 250 mg setiap 8 jam im atau iv. selama 24 jam, kemudian 250 – 500 mg setiap

− 6 jam secara oral selama 6 hari. Eritromisin diberikan dengan dosis 250 mg setiap jam selama 5 hari.
− Tindakan suportif dilakukan sesuai dengan keparahan penyakit dan komplikasi yang timbul.


Advertisement


Thanks for reading Leptospirosis

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar